Blogger Templates

Khamis, Julai 29, 2010

Wahai wanita yang bergelar isteri, mari kita renungkan bersama sirah ini....

Suatu hari masuklah Rasulullah SAW menemui anandanya Fathimah az-zahra rha. Didapatinya anakdanya sedang menggiling syair (sejenis padi-padian) dengan menggunakan sebuah penggilingan tangan dari batu sambil menangis.

Rasulullah SAW bertanya pada anakdanya, "apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Fathimah?, semoga Allah SWT tidak menyebabkan matamu menangis".
Fathimah rha. berkata, "ayahanda, penggilingan dan urusan-urusan rumahtanggalah yang menyebabkan ananda menangis".


Lalu duduklah Rasulullah SAW di sisi anandanya. Fathimah rha. melanjutkan perkataannya, "ayahanda, sudikah kiranya ayahanda meminta 'aliy (suaminya)mencarikan anakda seorang jariah untuk menolong anakda menggiling gandum dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di rumah?".

Mendengar perkataan anandanya ini, maka bangunlah Rasulullah SAW mendekati penggilingan itu. Beliau mengambil syair dengan tangannya yang diberkati lagi mulia dan diletakkannya di dalam penggilingan tangan itu seraya diucapkannya "Bismillaahirrahmaa nirrahiim" . Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan izin Allah SWT. Rasulullah SAW meletakkan syair ke dalam penggilingan tangan itu untuk anakdanya dengan tangannya sedangkan penggilingan itu berputar dengan sendirinya seraya bertasbih kepada Allah SWT dalam berbagai bahasa sehingga habislah butir-butir syair itu digilingnya.

Rasulullah SAW berkata kepada gilingan tersebut, "berhentilah berputar dengan izin Allah SWT", maka penggilingan itu berhenti berputar lalu penggilingan itu berkata-kata dengan izin Allah SWT yang berkuasa menjadikan segala sesuatu dapat bertutur kata. Maka katanya dalam bahasa Arab yang fasih, "ya Rasulullah SAW, demi Allah Tuhan yang telah menjadikan baginda dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah baginda menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghrib pun niscaya hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah SWT suatu ayat yang berbunyi : (artinya)

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang dititahkan".
Maka hamba takut, ya Rasulullah kelak hamba menjadi batu yang masuk ke dalam neraka. Rasulullah SAW kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu, "bergembiralah kerana engkau adalah salah satu dari batu mahligai Fathimah az-zahra di dalam syurga".

Maka bergembiralah penggilingan batu itu mendengar berita itu kemudian diamlah ia.

Rasulullah SAW bersabda kepada anandanya, "jika Allah SWT menghendaki wahai Fathimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat.

Ya Fathimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan anak-anaknya, maka Allah SWT menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu darajat.

Ya Fathimah perempuan mana yang berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk suaminya maka Allah SWT menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh buah parit.

Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci pakaian mereka maka Allah SWT akan mencatatkan baginya ganjaran pahala orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang bertelanjang.

Ya Fathimah, perempuan mana yang menghalangi hajat tetangga-tetanggany a maka Allah SWT akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautshar pada hari kiamat.

Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keredhaan suami terhadap isterinya. Jikalau suamimu tidak redha denganmu tidaklah akan aku do'akan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah bahwa ridha suami itu daripada Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah SWT?.

Ya Fathimah, apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya dan Allah SWT akan mencatatkan baginya tiap-tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan darinya seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit hendak melahirkan maka Allah SWT mencatatkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan Allah yakni berperang sabil. Apabila ia melahirkan anak maka keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila ia meninggal tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman sorga, dan Allah SWT akan mengkaruniakannya pahala seribu haji dan seribu umrah serta beristighfarlah untuknya seribu malaikat hingga hari kiamat.

Perempuan mana yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta niat yang benar maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya semua dan Allah SWT akan memakaikannya sepersalinan pakaian yang hijau dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan dan dikaruniakan Allah untuknya seribu pahala haji dan umrah.

Ya Fathimah, perempuan mana yang tersenyum dihadapan suaminya maka Allah SWT akan memandangnya dengan pandangan rahmat.

Ya Fathimah perempuan mana yang menghamparkan hamparan atau tempat untuk berbaring atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati maka berserulah untuknya penyeru dari langit (malaikat), "teruskanlah 'amalmu maka Allah SWT telah mengampunimu akan sesuatu yang telah lalu dari dosamu dan sesuatu yang akan datang".

Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyak-kan rambut suaminya dan janggutnya dan memotongkan kumisnya serta menggunting kukunya maka Allah SWT akan memberinya minuman dari sungai-sungai syurga dan Allah SWT akan meringankan sakaratulmaut- nya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman syurga serta Allah SWT akan menyelamatkannya dari api neraka dan selamatlah ia melintas di atas titian Shirat".

sama-samalah kita renungkan... .

wallahua'alm. ..

Khamis, Julai 22, 2010

Fadilat Nisfu Syaaban

Minggu depan 27 July 2010, semua umat Islam akan menyambut malam pertengahan Syaaban, Nisfu Syaaban. Malam Nisfu Syaaban memiliki banyak fadilat dan kita digalakkan melaksanakan beberapa amalan termasuk solat dua rakaat, membaca Surah Yasin dan lain-lain.

Pada malam itu adalah lembaran baru bagi catatan amalnya untuk setahun ke depan di mana pada siang sebelumnya adalah lembaran penutup bagi catatan amalnya setahun ke belakang.

Di antara fadilat malam Nisfu Syaaban adalah pengampunan Allah ke atas umat manusia kecuali orang musyrik, orang yang bermusuhan, pembunuh diri dan pelaku zina.

Nisfu Syaaban adalah akhir laporan amal manusia pada tahun lalu dan permulaan laporan amal manusia pada tahun depan. Agar sesebuah laporan elok dan baik mestilah ia dimulakan dan diakhiri dengan sesuatu yang baik. Satu daripada yang baik untuk menutup dan membuka laporan tahunan kita adalah meluahkan cinta kepada Allah, Pencipta dan Pemberi rezeki kita. Dia yang mewujudkan kita daripada tidak ada menjadi ada. Dia yang menghidupkan kita dan kemudian Dia akan mencabut nyawa kita. Ketika nyawa bersama kita mesti berpada-pada memanfaatkannya kerana ketika dia tidak ada lagi bersama badan kita, segala sesuatu sudah tamat. Ketika nyawa bersama kita masih boleh memilih untuk berbuat baik atau buruk tapi ketika ia tidak bersatu lagi dengan jasad, maka yang tinggal adalah hasil daripada yang baik atau yang buruk yakni syurga atau neraka.

Dengan cinta Allah pada akhir dan permulaan laporan seorang hamba sudah memiliki tanda dia akan selamat hidup di dunia dan akhirat. Cinta kepada Allah akan direalisasikan dengan keimanan sempurna tidak berbelah bahagi kepada-Nya; melaksana semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

Cinta kepada Allah tidak cukup hanya dengan luahan kata-kata tapi ia mesti dibuktikan dengan perbuatan.

Apatah ertinya mengucapkan aku cinta Allah tapi dia membelakangkan ajaran-Nya? Apakah ertinya mengucapkan aku cinta Allah tapi dia melakukan larangannya. Jika ini berlaku, maka ia akan menjadi kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Menjelang kedatangan Nisfu Syaaban, kita sepatutnya mempersiapkan diri untuk menyambutnya. Persiapan ini juga sebagai persiapan awal kedatangantamu agung berikutnya iaitu bulan suci Ramadan. Persiapan ini tidak akan bermakna jika tidak ada cinta terhadapnya dalam hati kerana cinta adalah penggerak utama roda kehidupan manusia dalam bermasyarakat.

Setiap manusia melihat dunia ini sesuai dengan perbuatan, fikiran dan dorongan hidupnya. Apabila amal perbuatannya baik, fikirannya bersih dan motivasi hidupnya suci, maka dia akan melihat dunia ini bersih dan indah sebagaimana dunia itu diciptakan. Jika terjadi sebaliknya, dunia akan terlihat gelap-gelita dan dia melihat segala sesuatu terasa hitam pekat.

Dan akhirnya, terbentuklah dua sisi jiwa, pada satu sisi ada jiwa yang dapat membuat sesuatu terasa sengsara, di sisi yang lain pula ada jiwa yang mampu menciptakan sesuatu menjadi bahagia.

Bagaimana manusia melihat dunia? Orang yang bahagia melihat dunia dengan cinta Allah dan orang yang sengsara melihat dunia tidak dengan cinta Allah. Orang yang pertama disebut adalah orang beriman dan orang yang kedua disebut adalah orang tidak beriman.

Allah berfirman maksudnya: “(Walaupun demikian), ada juga di antara manusia yang mengambil selain daripada Allah (untuk menjadi) sekutu-sekutu (Allah), dan mencintainya, (memuja dan mentaatinya) sebagaimana mereka mencintai Allah; sedang orang yang beriman itu lebih cinta (taat) kepada Allah.” (Surah al-Baqarah: 165)

Al-Quran al-Karim memberi satu jawapan mengenai cara bagaimana kita mencintai Allah. Dalam ayat 31 Surah Ali ‘Imran ada disebut maksudnya:

“Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika benar kamu mencintai Allah maka ikutilah daku, nescaya Allah mencintai kamu serta mengampunkan dosa kamu. Dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.”

Mengapa kita mesti mengikuti Baginda Rasulullah SAW sebagai bukti cinta kepada Allah SWT? Ini kerana sejarah sudah membuktikan bahawa sahabat Baginda menemui kenikmatan hidup ketika bersama Baginda. Mereka berasakan hangatnya kasih sayang dan ketulusan hati selama berdekatan dengan Baginda. Mereka berasakan ketenteraman ketika berada di bawah payung ajaran Baginda. Mereka memperoleh keselamatan dengan mematuhi perintah Baginda. Dan mereka mendapat kekayaan batin dengan meneladani sunnahnya.

Di antara sunnahnya ini adalah sambutan malam Nisfu Syaaban dengan menzahirkan cinta kepada Allah Subhanahu wata’ala pada pandangan sesetengah pihak umat Islam.
Wallahu a’lam.

INTI PATI

Pengertian Nisfu Syaaban

* Nisfu Syaaban adalah akhir laporan amal manusia pada tahun lalu dan permulaan laporan amal manusia pada tahun depan.

* Menjelang kedatangan Nisfu Syaaban, kita sepatutnya mempersiapkan diri untuk menyambutnya. Ia juga sebagai persiapan awal kedatangan tamu agung berikutnya iaitu bulan suci Ramadan.

* Umat Islam yang berpendapat bahawa malam Nisfu Syaaban memiliki banyak fadilat akan melaksanakan beberapa amalan termasuk solat dua rakaat, membaca Surah Yasin dan lain-lain.